Tahapan pencucian uang perlu kita waspadai sejak dini. Ini karena tindakan pencucian uang lebih kompleks dengan tingkat kerumitan tersendiri.
Pencucian uang atau money laundering bisa disamakan dengan penggelapan dana yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Penggelapan dana tersebut yakni dengan menyamarkannya dalam bentuk aset maupun dana legal.
Tujuannya tidak lain untuk memperkaya diri sendiri. Praktek kotor sebagai upaya menggandakan kekayaan pribadi ini tentu meresahkan. Oleh karena itu, harus sesegera mungkin dihentikan.
Tahapan Pencucian Uang Beserta Penjelasannya
Tidak ada salahnya Anda memiliki pengetahuan seputar proses pencucian uang yang umumnya terjadi di masyarakat. Kedepannya, akan berguna jika suatu saat menjumpai tanda-tanda pencucian uang.
Placement atau Penempatan
Sesuai namanya, tahapan ini merupakan proses penempatan “uang” ke dalam sistem keuangan legal. Tentu uang yang dimaksud adalah uang yang didapat dengan cara ilegal.
Misalkan dengan cara mencuri, korupsi, uang suap, serta sumber keuangan ilegal lain. Dalam hukum sumber dana ilegal tersebut lebih populer dengan sebutan uang kriminal.
Mungkin Anda berpikir memasukkan uang kriminal ke dalam sistem keuangan legal sangatlah sulit. Namun, tidak demikian dengan kasus pencucian uang.
Di tahapan penempatan pencucian uang ini, hal yang umumnya terjadi adalah:
- Pencampuran dana kriminal dengan dana legal melalui bisnis tunai.
- Teknik penipuan faktur untuk mentransfer uang kotor.
- Teknik smurfing, yakni memecah dana yang tadinya dalam jumlah besar menjadi transaksi lebih kecil sehingga tidak terkesan mencurigakan. Biasanya pelaku menyimpan dana kriminal tersebut pada beberapa rekening dengan banyak nama
- Menempatkan dana kriminal pada rekening lepas pantai atau rekening luar negeri. Cara ini sebagai alibi untuk menyembunyikan identitas kepemilikan serta menghindari pembayaran pajak.
- Menggunakan uang kriminal sebagai pembayaran terhadap rekening luar negeri sebelum mengirimnya kembali ke negara asal.
Layering atau Tahap Pelapisan
Tahapan pencucian uang selanjutnya adalah layering atau transfer. Seperti namanya, di tahap ini melapisi sejumlah transaksi keuangan ilegal secara strategis. Tujuannya tentu untuk menghilangkan jejak terkait asal muasal sumber dana tersebut.
Jadi hasil uang kriminal tersebut mengalami pemisahan dari sumber dana ke berbagai rekening. Hal yang sering dilakukan yaitu menggunakan praktek pembukuan yang curang.
Dengan menerapkan strategi anti pencucian uang, maka besar kemungkinan bisa membantu menguraikan berbagai rekening bank asing dan transaksi yang rumit yang sebelumnya dirancang untuk menyembunyikan sumber serta kepemilikan dana kriminal sebagai hasil pencucian uang. Ini karena tahap layering bertujuan untuk mengacaukan investigasi kriminal.
Integration atau Tahap Penggunaan Kekayaan
Tahapan pencucian uang berikutnya adalah penggunaan kekayaan. Tentu saja setelah terintegrasi dalam sistem keuangan legal, pelaku pencucian uang bisa menikmati hasil dana kriminal tersebut.
Pada sistem keuangan yang sah, uang kriminal dianggap telah menjadi alat pembayaran yang sah. Tentu sangat sulit membedakan mana yang merupakan harta kekayaan legal dan mana yang bukan.
Selain menikmatinya secara langsung, biasanya pelaku pencucian uang akan menginvestasikan dana di berbagai instrumen, baik dalam wujud kekayaan maupun uang.
Bisa juga mereka akan mendirikan perusahaan kemudian mengucurkan dana kriminal sebagai modal hingga suatu saat perusahaan tampak tengah menuai profit sebagai hasil dari bidang usaha perusahaan tersebut.
Secara umum, tahap pencucian uang memang melalui ketiga proses seperti ulasan tadi. Namun, ada juga yang melalui penggabungan atau bahkan melakukan tahapan tersebut berulang kali.
Mari kita menjadikan anti money laundering bukan hanya sebagai wacana untuk memutus rantai tahapan pencucian uang. Sebisa mungkin bisa memberantas hingga akar-akarnya. Ingatlah jika semakin hari pelaku pencucian uang akan membuat transaksi keuangan menjadi sangat rumit dengan bantuan metode canggih.