Urutan Laporan Keuangan Berdasarkan Aturan SAK

Urutan Laporan Keuangan
pixabay.com

Urutan laporan keuangan sangat penting untuk Anda perhatikan. Terlebih dalam penyusunan laporan keuangan bulanan yang sistematis dan sesuai standar akuntansi. Meski terbilang mudah, ternyata masih ada beberapa orang yang sering kebingungan menentukan urutannya.

Padahal susunan laporan yang tidak teratur bisa mempengaruhi data-data penting perusahaan. Misalnya perhitungan asset kurang akurat, risiko mengalami selisih di hutang piutang, hingga perubahan ekuitas yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Inilah Urutan Laporan Keuangan Berdasarkan Aturan SAK

Laporan keuangan merupakan catatan informasi terkait transaksi maupun kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Umumnya, perusahaan akan menyusun laporan tersebut dalam waktu bulanan dan tahunan. Poin-poin yang tercantum di dalam laporan harus sesuai kondisi sebenarnya.

Karena laporan tersebut juga akan menjadi dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan bisnis yang tepat. Ketika menyajikan laporan keuangan, Anda tentu harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku. Sebut saja Standar Akuntansi Keuangan atau SAK dan International Financial Reporting Standards.

Kedua pedoman ini sangat membantu dalam memastikan laporan keuangan Anda sudah konsisten, sekaligus sejalan dengan aturan yang diakui internasional. Untuk memudahkan penyajian informasi keuangan secara lengkap, teratur dan rinci. Anda bisa mencermati urutan laporan keuangan berdasarkan aturan SAK berikut ini.

1. Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan daftar rekening pada buku besar, yang penyusunannya dilakukan pertama kali sebelum membuat laporan keuangan. Nantinya, saldo transaksi dalam suatu periode akan menempati kolom debit dan kredit masing-masing. Tujuan pembuatan neraca saldo sendiri adalah untuk memastikan kolom debit dan kredit sudah seimbang.

2. Jurnal Penyesuaian

Setelah saldo debit dan kredit pada neraca saldo seimbang, langkah berikutnya adalah membuat jurnal penyesuaian. Tujuan dari pembuatan jurnal ini yaitu memeriksa segala jenis transaksi yang terlewat, maupun belum sesuai dengan kondisi sebenarnya hingga akhir periode. Seperti biaya sewa, iklan, penyusutan dan masih banyak lagi.

3. Neraca Lajur

Neraca lajur menjadi bagian yang sangat penting untuk mempercepat penyusunan laporan keuangan. Isinya mengacu pada jurnal yang sudah Anda sesuaikan sebelumnya. Sehingga poin-poin yang tercantum di dalamnya semakin akurat, dan bisa menjadi dasar pembuatan laporan laba rugi hingga neraca penutupan.

4. Laporan Laba Rugi

Urutan laporan keuangan berikutnya adalah informasi laba rugi. Pada dasarnya, di kolom neraca lajur perolehan laba rugi selama periode tertentu telah dipisahkan. Meski demikian, Anda perlu merubah format laporannya agar semakin memudahkan proses analisa data.

Terdapat 2 metode yang bisa Anda pilih untuk menyusun laporan laba rugi. Metode yang pertama dengan single step atau langsung. Sementara metode kedua dengan multiple step atau bertahap. Namun beberapa perusahaan cenderung memilih metode pertama karena lebih praktis dan mudah.

5. Laporan Arus Kas dan Perubahan Ekuitas

Laporan arus kas atau cash flow berisi informasi transaksi perusahaan baik masuk dan keluar dalam periode yang bersangkutan. Sementara itu, aktivitas keluar masuknya transaksi tersebut bisa mempengaruhi peningkatan maupun penurunan modal perusahaan. Hal ini tentu wajib Anda laporkan dalam informasi perubahan ekuitas.

6. Neraca Saldo Penutupan

Urutan laporan keuangan yang terakhir adalah neraca saldo penutupan. Neraca ini bertujuan untuk memeriksa kembali keseimbangan antara kolom debit dan kredit dari rekening yang masih terbuka. Sehingga poin-poin yang tertera hanyalah rekening riil saja, tidak termasuk akun yang telah ditutup.

Memahami kemudian mengaplikasikan urutan laporan keuangan secara sungguh-sungguh, bisa menjadi awal baik untuk menunjang kelancaran bisnis yang sedang Anda bangun. Sekian, semoga informasi ini bermanfaat!